CERITA MESUM PEMILIK BUTIK HIJAB LEPAS PERAWAN
- Home
- Ngentot berkerudung
- CERITA MESUM PEMILIK BUTIK HIJAB LEPAS PERAWAN
Hana owner butik hijab yang masih gadis, rela melepas keperawanannya dengan duda keren yang belum mempunyai anak. Mas Bagas tidak lain adalah supplier butik hijab Hana sendiri, Hal yang menarik dalam skandal sex ini adalah hubungan sex itu dilakukan didalam butik Hana sendiri. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!
Panggil saja aku Hana usiaku 22 tahun aku mempunyai butik hijab. Sebelumnya aku bekerja di salah satu kantor swasta namun gajiku tidak seberapa dan banyak diatur oleh atasan. Aku tipe orang yang tidak bisa diatur semua yang aku lakukan bebas. Bekerja ikut dengan orang memang tidak nyaman enak bekerja sendiri. Awalnya aku diberi modal orangtuaku untuk usaha.
Banyak usaha yang pernah aku coba diantara lainnya membuka konter hp. Menjual aksesoris HP dan pulsa namun karena banyaknya persaingan konterku tidak laku. Akhirnya aku tutup dan mencoba usaha lain. Menjual es pisang ijo di taman kota juga pernah, gagal lagi hanya bertahan 3 bulan saja. Orangtuaku selalu memberiku modal untuk usaha namun selalu saja aku gagal.
Aku binggung mau usaha apa lagi semua sudah aku jalani. Bapak selalu mendukung apa saja yang aku lakukan walaupun akhirnya gagal. Ada tawaran bekerja di kantor sebagai kasir aku juga menolaknya. Lulusan SMA tanpa ada skill memang susah mencari pekerjaan paling juga jaga toko atau swalayan. Daripada aku bekerja ikut orang nantinya keluar mending aku nganggur di rumah.
Beberapa bulan aku hanya di rumah makan tidur kadang ngumpul sama teman. Berbagi cerita sama mereka yang berkuliah atau yang sudah bekerja. Mereka menawari aku untuk mencoba usahanya dan bekerja di kantor mereka. Aku orangnya susah jadi semua tawaran yang diberikan aku tidak minat sama sekali. Mungkin aku harus menikmati hari-hariku di rumah.
Banyak belajar dengan mereka para pengusaha cara nya melihat video di youtube. Banyak tuh pengusaha sukses yang memposting usahanya. Suatu ketika teman ibukku datang ke rumah. Dia ngobrol sama ibu di ruang tamu, seperti biasa aku membuatkan minum untuk tamu. Teman ibu tante Risma namanya ,
“hay Hana..sekarang di rumah aja ya nak?”
“iya nih tante susah cari pekerjaan pengen usaha sendiri tapi selalu gagal..”
“ya terus semangat Hana jangan menyeraah kamu masih muda lo..”
“iya tante tapi binggung nih mau usaha apa ya…”
“eh Hana tante punya teman, dia produksi hijab di rumahnya setiap minggu dia datang ke pasar untuk mengantar dagagannya, coba deh kan sekarang hijab lagi tren banyak untungnya..”
“hijab tan? Wah boleh juga ya disini kan masih jarang siapa tahu ntar jadi pusatnya ya..”
“iya ini peluang lo kalau mau aku kasih no teleponnya ya..”
“boleh tante..makasih ya tan…”
Akhirnya aku tertarik untuk usaha jual jilbab. Orangtuaku juga mendukungmereka langsung membelikan aku etalase untuk tempat kerudung. Ya sederhana dulu aku buka di depan rumah. Aku menghubungi teman tante Risma. Udah terhubung saling komunikasi kita janjian untuk ketemu. Jarak pasar dengan rumah tidak begitu jauh hanya beda gang masuk saja.
Aku bertemu dengan pedangang itu namanya Mas Bagas. Dia pemilik produk hijab yang beredar di pasaran. Harga dari sana udah murah sekali dan aku bisa ambil keuntungan banyak. Aku semakin penasaran dan ingin mencoba usaha itu. Kita udah sepakat buat kerja sama, awalnya aku mengambil sedikit namun modelnya bermacam-macam.
Aku memiliki label untuk hijabku sediri yaitu “Hana Hijab” aku memasang plang didepan rumah. Kemudian aku juga memasarkan lewat instagram dan facebook. Sekitar 2 bulan butik miniku banyak dikunjungi orang. Aku juga sekarang mau nggak mau harus memakai hijab. Yang jelas owner juga memakai jilbab yang unik biar pembeli tertarik.
Aku merubah penampilan dari yang tidak memakai hijab hingga kini aku berhijab. Dengan berbagai macam kerudung yang aku pake pasti banyak orang yang minat. Aku juga melayani via JNE aku kirim ke berbagai kota. Aku dibantu oleh saudaraku jika aku sendiri kualahan. Karena pelanggan semakin hari semakin bertambah.
Dari keuntunganku berjualan selama 6 bulan aku bisa menyisihkan uang untuk membuat butik di halaman rumahku. Ya lumayan sih halaman depan rumahku luas ada tanah kosong bisa dimanfaatkan. Dibantu orangtuaku aku membuat tempat sederhana untuk berjualan. Karena semakin banyak model kerudung konsumen juga bertambah secara otomatis harus ada tempat tersendiri untuk menyimpan hijab-hijab itu.
Mas Bagas sampai heran dengan usahaku yang melambung pesat. Padahal aku baru pemula dan hijab kini menjadi tren yang paling kekinian saat ini. Seminggu sekali mas Bagas mendatangi butik menyetok barang dan mngeceknya. Barang yang aku ambil selalu saja terjual dengan cepat aku jarang mengembalikan barang karena tidak laku. Ya syukur deh pelanggan setia mendatangi butikku.
Aku mengembangkan usahaku dengan menjual gamis baju-baju panjang bernuansa muslim.
Penampilankupun berubah menjadi semakin alim. Kecantikanku semakin terpancar karena aku rajin perawatan. Kini aku memiliki 3 karyawan tetap di butik. Aku hanya duduk manis di kasir sambil mengawasi pembeli yang kadang ramai sekali.
Mas Bagas kerap mendatangi aku tidak hanya untuk mengantar barang dagangan namun dia datang untuk sekedar ngobrol dengan aku. Kala itu hari Minggu biasanya aku buka pagi jam 7 karena hari libur biasanya banyak yang datang. Aku membuka butik di depan teras aku terkejut mas Bagas datang,
“loh mas kok pagi-pagi udah di depan rumah nggak ngabari Hana dulu…”
“aku tadi tidak sengaja lewat gang rumahmu ya sekalian mampir aja..”
“pagi sekali mas mainnya hehe.. sini mas masuk..”
Aku memeprsilahkan mas Bagas masuk ke dalam butik. Untung aja aku berdandan rapi menggunakan gamis simple dan kerudung yang rapi. Coba pas keluar aku berantakan aku kan malu pastinya. Mas Bagas mengajak aku ngobrol lama sekali, banyak yang dibahas. Dia ternyata habis cerai dengan istrinya karena permasalahan pribadi.
Aku aja nggak tahu kalau mas Bagas sudah berkeluarga setahu aku dia bujang. Dia juga belum memiliki anak dari pernikahannya yang sudah 5 tahun itu. Mungkin itu salah satu faktor perceraian mas Bagas. Kini mas Bagas menyandang status duda keren. Setelah perceraian dengan istrinya dia sering mengajak aku pergi untuk sekedar makan dan curhat.
Intensitas waktu kita untuk bertemu semakin banyak, tidak ada kata pacaran aku hanya teman dekat nya dikala sepi melanda. Orangtuaku juga sudah memberi pesan kepadaku jika aku tidak boleh menjalin hubungan yang serius karena status mas Bagas seorang duda. Namun takdir berkata lain waktu itu siang hari mas Bagas datang ke butik.
Dia membawakan aku es buah aku memang sengaja bbm dia untuk datang ke butik. Waktu itu karyawanku semua ijin karena ada kepentingan. Bapak ibu juga pergi ke luar kota. Aku tidak ada yang membantu aku terpaksa membutuhkan bantuan mas Bagas. Tumben butik ramai padahal tidak hari libur, aku kualahan siang itu. Banyak pembeli berdatangan silih berganti.
Mas Bagas membantu aku kala itu hingga sore hari. Sore tiba pembeli sudah tidak ada yang berdatangan. Aku mandi dan menemui mas Bagas yang masih di butik,
“mas..makasih ya..pasti capek ya bantuin Hana?”
“ahhh enggak kok biasa aja..”
“loh mas kok butiknya udah di tutup jam segini…”
“udah sore kamu jangan terlalu capek..” ucap mas Bagas.
“biasanya aku kalau tutup malam mas dibuka lagi aja aku jaga sendiri nggak papa..”
Mas Bagas tampak aneh dengan tiba-tiba dia menutup butikku tanpa bilang apapun dengan aku. Dia mendekati aku yang sedang duduk di sofa. Aku dan dia duduk berdampingan namun mas Bagas diam saja. Aku memakai gamis tipis sedikit mepet body dan kerudung yang simple karena rambut aku masih basah jadi tidak aku tutup takut bau rambutnya.
Mas Bagas memegang tanganku aku melepaskannya. Dia mematikan lampu dan didalam gelap karena pintupun dia kunci hanya ada AC yang menyala. Aku masih saja tidak mengerti dengan sikap mas Bagas. Aku mencoba berdiri menyalakan lampu namun tanganku ditarik hingga aku jatuh kepangkuannya. Aku saling bertatapan dengannya didalam kegelapan.
Dia mencium bibirku dengan tiba-tiba , aku duduk disofa dan dia berada dihadapanku dengan santainy amengecup bibirku. Aku melepaskannya namun tangan mas Bagas kasar menarik bibirku kembali. Dia menciumi bibirku dengan perlahan aku pasrah dan mengikutinya. Walaupun kadang aku menghempaskan wajahku dia berusaha menarik bibirku lagi.
Aku tidak bisa berkutik saat itu, mas Bagas terus menciumi bibirku yang merah merona dengan lipstick yang cetar. tubuhku di rebahkan di sofa dia berada diatasku dan menciumi bibirku. Aku hanya geleng-geleng menolaknya namun gagal. Ciuman itu seperti ada magnetnya bibirku seperti tertarik dan menikmati sentuhan bibir mas Bagas.
Dia melepaskan ciumannya dan memeluk aku sangat erat,
“aku menahan nafsu ketika terus berhadapan denganmu , Hana… Penisku serasa berdiri tegak ketika aku melihat bodymu yang sexy itu. payudaramu yang besar membuat aku horny…”
“apa maksudnya mas jangan mas…”
“sudah kamu diam saja aku akan membuatmu terbang melayang berada dipelukanku…”
Dia menciumku kembali membelai rambutku dan turun ke bawah. Payudaraku diremas keras aku mendesah,
“aaaaaakkkkkkkkhhhh….mas….aaaaaaaakkkkhhh…aaahhhhhhhh mas…..”
Bibirnya masih menciumi bibirku kedua tangan terus meremas payudaraku dengan keras. Aku lemas saat itu, gamis panjang ku dia buka dia lepas. Aku telanjang tetapi kerudungku masih menempel di kepalaku. Dia melepas jilbabku dan melihat rambutku masih basah terlihat segar. Dia melihat tubuhku yang sexy payudaraku yang montok itu.
Dia semakin bergairah melihat aku telanjang apalagi rambutku terurai. Payudaraku langsung diterkam dengan kedua tangannya. Terus dia remas-remas hingga aku mersakan kenikmatan. Bra ku dilepas dia melihat putting susuku yang tegang, jemarinya memutar – mutar putingku aku merasakan kenikmatan,
“aaaaahhhh mas……nikmat mas…….aaaaaaaahhhhh…..ooohhhhh……..”
Dia mengulum putting susuku secara bergantian kanan kiri. Dia kulum kanan dan putting kiriku dia putar-putar tubuhku mengejang merasakan nikmat yang tak terkira. Setelah itu dia menjilati payudaraku putingku dengan lidah panjangnya. Tubuhku menggeliat merasakan kenikmatan yang dia buat,
“oooohhh mas…aaaahhhhhhh…ooohhh….aaahhhhhh….”
Dia menjilati tubuhku hingga ke pusar turun ke bawah sampai di memekku. Dia mengelus-elus memekku dan membuka celana dalamku. Dia juga melepas baju dan celananya dengan jelas aku melihat penisnya tegak sangat kencang. Aku menutupi mataku ketika melihat kemaluan mas Bagas. Aku baru pertama kali melihat kemalua n seorang pria.
Dia mengelus-elus memekku jemarinya membuka lipatan demi lipatan. Dia menjulurkan lidahnya dan menjilati memekku. Memekku basah mengeluarkan cairan karena dibuat horny terus menerus. Dia kembali menjilati selakangan aku tak tahan saat itu aku mendesah keras,
“aaaaaaaaakkkkhhh…aaaakkkhhh oooohhhh mas …..aaaahhh……”
Setelah itu mas Bagas mencoba menggesek-gesekkan penisnya dengan memekku. Perlahan dia gesekkan geli sekali tubuhku bergetar. Kemudian dia menggesekkan dengan cepat aku merasakan kenikmatan. Dia mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku. Ujungnya dia putar-putar di lubang memekku.
Memekku basah dan licin semakin mudah untuk di masuki. Tubuhku terasa lemas ketika dia memasukkan penis sembari bibirnya mengulum putting susuku,
“ooooouuggghhh mas…..ooouughhh…mas…..aaaaaaaahhhh…..”
Tampaknya mas Bagas terus membangkitkan gairahku dengan mengulum putingku secara terus menerus. Banyak keringat bercucuran jatuh di tubuh mas Bagas. Dia sudah seperti kerasukan nafsu yang sangat tinggi. Perlahan penisnya masuk ke dalam memekku, ujungnya sudah masuk dan aku menjerit kesakitan,
“aaaaawwww….sakit mas….aaahhh….sakitt…..aaaawwwww…….aaaahhhh…..”
Ujung penisnya masuk ke dalam memekku dan dia memberikan tekan yang sangat keras. Dia tekan agar penisnya masuk seluruhnya ke dalam memekku. Gerakannya maju mundur menekan masuk ke dalam. Setiap kali aku merasa kesakitan dia selalu mengalihkan dengan mengecup bibir dan mengulum putting susuku. Kesakitan itu hiking berubah menjadi kenikmatan.
Gerakan maju mundur itu berhasil menembus selaput keperawananku dan akhirnya sobek. Ada sedikit darah yang keluar dari memekku. Mas Bagas sudah berhasil merenggut perawanku saat itu. Aku meneteskan air mata, aku telah mengingkari janjiku kepada kedua orangtuaku. Aku terbawa suasana birahi yang memuncak, yangada aku hanya pasrah saja.
Awalnya menolak namun lama-lama aku menikmatai belaian demi belaian dan kecupan mas Bagas. Lalu dia terus menekan penisnya tanpa menghiraukan memekku yang berdarah. Memekku yang masih perawan membuat kepuasan tersendiri. Mungkin sedikit sempit karena memang baru pertama kalinya dimasuki penis.
Aku terus merasakan kenikmatan dan goyangan penis mas Bagas,
“aaaaahhh….ooohhh mas…..aaaaakkkhhh…..ooohhh….mas…..aaakkkhhh…lagi mas….aaaaakkkhh…”
Karena saking nikmatnya aku mengangkat pantatku dengan tiba-tiba. Mas Bagas senang ketika aku mengangkat pantat. Penisnya seakan tertancap mentok di dalam memekku. Pas aku angkat mas Bagas menggoyangngkan penisnya,
“aaaaaahhhh mas…terus mas….aaahhh….ooohhh…..”
Kakiku dibuat mengangkang lebar, mas Bagas memegang kakiku sementara penisny aterus menusuk-nusuk ke dalam memekku nikmat sekali,
“aaakkkkhhhh mas….ooohhhh aaaahhh nikmat sekali terus mas….aaaaaahhhhh…….”
Tekanan semakin cepat ketika aku mengangkang, memekku terbuka lebar. Seakan dia tidak menyia-nyiakan kesempatan dia terus menekan penisnya terus menerus. Tanganku memegang kepala mas Bagas tak sadar aku menarik rambutnya dengan keras aku tidak tahan dengan kenikmatan nafsu itu,
“oooohhh mas…aahhhhhh…mas….aaaaakkkhhh ooohh…..aaahhhh terus mas aaaaaaakkkhh….”
Tak lama kemudian cairan sperma mas Bagas keluar drai penisnya,
“cccccrrrrrrooooottt……cccccroooooottt……ccccrrrroooottt……..”
Cairan itu dia semprotkan di bibirku dan dia menyuruhku untuk menelan sperma yang kental itu. entah bagaimana rasanya yang pasti aku sudah menelan sebagian sperma. Mas Bagas kemudian memelukku dengan erat seperti biasa dudaitu mengatakan bahwa dia mencintai aku. Aku memakai pakaian kembali begitupula mas Bagas. Aku menangis dipelukannya.
Sejak kejadian itu aku dan dia sering melakukan hubungan suami istri. Dimana ada tempat kosong kita selalu melampiaskan gairah kita. Bahkan kita menyempatkan waktu untuk menginap di penginapan untuk sekedar berhubungan sex. Kini hijab bagiku hanya pendukung usahaku saja , setiap hari aku berhubungan sexs dengan Mas Bagas dan kami sampai sekrang belum ada status apa-apa. Sekian.
Related Posts
Tak Pernah Terpikirkan Aku Bisa Bercinta Dengan Wanita Berjilbab
Comments Off on Tak Pernah Terpikirkan Aku Bisa Bercinta Dengan Wanita Berjilbab
Cerita Sex Setubuhi Ibu Kos Berjilbab Montok
Comments Off on Cerita Sex Setubuhi Ibu Kos Berjilbab Montok
Cerita Bokep Guru Berjilbab Maniak Sex
Comments Off on Cerita Bokep Guru Berjilbab Maniak Sex